ALKIL HALIDA
DAN REAKSI SUBSITUSI
Alkil halida adalah turunan hidrokarbon di mana satu atau
lebih hidrogennya diganti dengan halogen. Tiap-tiap hydrogen dalam hidrokarbon
potensil digantikan dengan halogen, bahkan ada senyawa hidrokarbon yang semua hidrogennya
dapat diganti. Senyawa terflkuorinasi sempurna yang dikenal sebagai
fluorocarbon, cukup menarik karena kestabilannya pada suhu tinggi.
Alkil
halida bereaksi dengan nukleofil dan basa
· Alkil halida
terpolariasi pada ikatan karbon – halida menjadikan karbon elektrofili
· Nukleofil akan
menggantikan posisi halida pada ikatan C-X dari berbagai alkil halida( reaksi
sebagai basa Lewis)
· Nukleofil yang
basa Bronsted menghasilkan eliminasi
Substitusi nukleofilik,eliminasi yang
disebabkan basa adalah reaksi yang banyak terjadi pada berbagai reaksi
senyawaorganik,
1. Teori Asam dan Basa Lewis
·
Asam adalah spesi yang bertindak sebagai
akseptor pasangan elektron bebas.s
·
Basa adalah spesi yang bertindak sebagai donor pasangan
elektron bebas.
2. Teori Asam Basa Bronsted Lowry
·
asam didefinisikan sebagai senyawa yang jika
terdisosiasi di dalam larutan akuatik membebaskan H+ (ion hidrogen).
·
Basa
didefinisikan sebagai senyawa yang jika terdisosiasi dalam larutan akuatik membebaskan
OH− (ion hidroksida).
3. Teori Asam dan Basa Arrhenius
·
Asam adalah zat yang apabila dilarutkan
dalam air dapat menghasilkan ion H+. Akibat kelebihan ion H+ maka air yang
sudah ditambahkan zat asam disebut sebagai larutan asam.
·
Basa adalah zat yang apabila dilarutkan
dalam air dapat menghasilkan ion OH-. Akibat kelebihan ion OH- maka air yang
sudah ditambahkan zat basa disebut sebagai larutan basa.
Tahun
1896, Walden melihat bahwa asam (-)-malat dapat dirubah menjadi asam (+)-malat
melalui tahapan reaksi kimia dengan pereaksi a-kiral. Penemuan ini yang
mengaitkan hubungan langsung putaran optik dengan kekiralan dan perubahannya
melalui alterasi kimia. Reaksi asam (-)-malat dengan PCl5 menghasilkan asam
(+)-klorosuksinat. Reaksi lebih lanjut dengan perak oksida dalam air
menghasilkan asam (+)-malat. Tahapan reaksi diawali dengan asam (+) malat
menghasilkan asam (-)-malat.
Reaksi
inversi Walden
Signifikansi
inversi Walden
- Reaksi alterasi terjadi pada pusat kiral
- Reaksi melibatkan substitusi pada pusat kiral
Jadi, substitusi nukleofilik dapat menginversi konfigurasi pada pusat
kiral
-Adanya gugus karboksil pada asam malat menimbulkan perdebatan mengenai
sifat
reaksi siklus Walden
Reaksi alterasi terjadi pada pusat kiral,Reaksi
melibatkan substitusi pada pusat kiral
Jadi, substitusi nukleofilik dapat menginversi
konfigurasi pada pusat kiral, Adanya gugus karboksil pada asam malat
menimbulkan perdebatan mengenai sifat reaksi
siklus Walden.
Kiral itu adalah atom C yang mengikat 4 gugus
yang lain, yang terletak di malic acid C yg berikatan dengan gugus OH,C,H,C
Substitusi
Nukleofilik
Pada
dasarnya terdapat dua mekanisme reaksi substitusi nukleofilik. Mereka
dilambangkan dengan SN2 adan SN1. Bagian SN menunjukkan substitusi nukleofilik.
Mekanisme SN2 adalah
proses satu tahap. Nukleofil menyerang dari belakang ikatan C-X. Pada keadaan
transisi, nukleofil dan gugus pergi berasosiasi dengan karbon di mana
substitusi akan terjadi. Pada saat gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan
elektron, nukleofil memberika pasangan elektronnya untuk dijadikan pasangan
elektron dengan karbon. Notasi 2 menyatakan bahwa reaksi adalah bimolekuler,
yaitu nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi
dalam mekanisme reaksi. Adapun ciri reaksi SN2 adalah:
·
Karena
nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi,
maka kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi kedua spesies
tersebut.
·
Reaksi terjadi
dengan pembalikan (inversi) konfigurasi. Misalnya jika kita mereaksikan
(R)-2-bromobutana dengan natrium hidroksida, akan diperoleh
(S)-2-butanol.
Efek Sterik reaksi
SN2
Atom karbon pada (a) bromometana siap diakses
untuk menghasilkan reaksi SN2 yang cepat. Atom karbon pada (b) bromoetana
(primer), (c) 2-bromopropana (sekunder), dan (d) 2-bromo-2-metilpropana
(tersier) adalah lebih sesak, sehingga reaksi SN2 lebih lambat.
Pengaruh
reaktan dan tingkat energy
Makin tinggi tingkat energi reaktan
(kurva merah) = reaksi makin cepat (ΔG lebih kecil). Makin tinggi tingkat
energi keadaan transisi (kurva merah) = reaksi makin lambat (ΔG‡ lebih besar)
Baiklah
teman-teman daeri penjelasan diatas saya belum mengerti tentang proses Sn1 dan
proses Sn2,dapatkan teman – teman membantu saya untuk menjelaskan nya beserta
mekanisme reaksiny.terima kasih
Assalamu`alaikum wr. wb.
BalasHapusBaiklah, untuk menjawab permasalahan saudari marni, silahkan lihat alamat berikut :
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1711/Alkil_halida.pdf
Semoga bermanfaat.